Setelah aku tidak lagi menjadi “Mahasiswi” aku mulai disibukkan dengan
dunia baruku. Dunia pencari kerja, aku menjadi jobseeker. Tidak butuh waktu
terlampau lama untukku mendapatkan apa yang kucari. Syukur yang teramat
dalam kupanjatkan padaNya. Karena teman-teman seangkatan yang sudah lulus,
tidak semuanya mendapatkan kerja dengan mudah, ada yang sampai sekarang bahkan
belum bekerja.
Namun, ternyata hal ini tidak selamanya membuatku lepas dari masalah. Karna
banyak teman-teman seusiaku baik dari SMA maupun di bangku kuliah yang saat ini
sudah atau hendak menikah. Karena mereka beranggapan lulus kuliah = waktunya
menikah, baru mencari pekerjaan. Pikiran ini belum sesuai dengan jalan
pikiranku. Karna aku sejak dulu bermimpi setelah lullus kuliah aku harus
bekerja minimal jadi pegawai kantoran deeh..hehehe tapi aku tidak pernah
menyalahkan mereka dengan jalan pikiran mereka itu. Aku ikut senang mereka
segera menikah, tapi ini membuatku merasa di terror. Aku terterror dengan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hal pernikahan. Tidak hanya dari
orangtuaku, tapi juga dari teman-teman dan keluarga terdekat.
Aku jenuh.. bukannya aku tidak ingin menikah, tapi aku belum siap. Menikah
itu tidak gampang, dan benar-benar butuh persiapan bersama dengan orang yang benar-benar
tepat untukku. Orang yang benar-benar Tuhan persiapkan untuk jadi satu-satunya
pendamping hidupku.
Terlebih bila pertanyaan itu berasal dari ibundaku.. aku tidak bisa
memberikan jawaban selain “Ya Doakan saja secepatnya” aku masih belum yakin
ibunda, menikah bukanlah satu-satunya jalan hidup yang harus aku tempuh. Aku masih
ingin mewujudkan mimpiku, masih ingin bebas tak terikat, dan masih ingin
memilih dan mempersiapkan diri menjadi yang terbaik untuk pasanganku nanti. Usiaku
masih muda, masih banyak orang diatas umurku yang belum menikah. Jadi santailah..
aku pasti akan menikah, namun aku masih mempersiapkan diriku sendiri untuk
menikah saat ini.
Tenanglah Ibunda, Allah telah menjanjikan kalau Dia telah menentukan
jodoh umatnya, dan Allah tidak akan mengingkari janjiNya. Mungkin ibunda masih
harus bersabar, begitu juga denganku. Aku akan bersabar hingga saat yang Allah
janjikan tiba. Insya allah ini hanya soal waktu…. Dan aku berharap jodohku
sudah mulai didekatkan dari sekarang, walaupun kita menikahnya nanti ya… hehehe
0 komentar:
Posting Komentar