You can replace this text by going to "Layout" and then "Edit HTML" section. A welcome message will look lovely here.
RSS

Sabtu, 22 Januari 2011

Pernikahan Jarak Jauh

PERNIKAHAN JARAK JAUH

Pernikahan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah suatu hubungan yang terbentuk dari suatu ikatan perjanjian laki-laki dan perempuan untuk bersuami istrti dengan syah sesuai hokum dan agama yang berlaku. Sedangkan pernikahan jarak jauh adalah hubungan pernikahan yang terjadi karena adanya perpisahan fisik yang dikarenakan alas an yang sangat memaksa untuk sementara waktu antara suami dengan istri, salah satu atau kedua orang tua dengan anak-anaknya yang disebabkan karena alasan tertentu yang dilakukan salah seorang istri, suami, atau anak-anak. Pernikahan jarak jauh ini bias terjadi dalam waktu yang lama maupun singkat. Dan disini saya akan membatasi penulisan papper ini pada hubungan pernikahan jarak jauh dengan waktu yang relative lama dan perpisahan ayah dengan istri dan anak-anaknya atau perpisahan suami dengan istrinya.
Saat ini pernikahan jarak jauh tengah menjadi hal yang biasa di masyarakat kita. Banyak pasangan-pasangan yang terpisahkan jarak dalam hubungan pernikahannya. Dalam pellaksanaannya mereka akan mengalami kendala yang berbeda dengan suami-istri atau keluarga umumnya yang tinggal bersama. Hal ini dikarenakan penyesuaian diri masing-masing pasangan juga berbeda.
Dalam menjalani hubungan pernikahan jarak jauh membutuhkan kesiapan mental, psikologis tersendiri bagi para pasangannya. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa pernikahan jarak jauh mengandung lebih banyak resiko daripada keuntungannya. Bila masing-masing pasangan tidak memiliki kesiapan mental yang pasti maka dalam pelaksanaannya akan banyak timbul masalah-masalah. Walaupun kenyataannya demikian, tidak sedikit pasangan yang berhasil dalam menjalani pernikahan jarak jauh dan pernikahan mereka bias berjalan langgeng.

  1. Penyebab Pernikahan Jarak Jauh
Pernikahan jarak jauh disebabkan berbagai alasan yang tujuannya dilakukan untuk kepentingan keluarga. Alasan-alasan itu diantaranya :

1.      Pekerjaan
Alasan pekerjaan adalah alasan umum yang dilakukan oleh para pelaku pernikahan jarak jauh. Biasanya hal ini dikarenakan tuntutan ekonomi keluarga yang membutuhkan penghasilan lebih. Dan ini bias dilakukan bila suami mencari nafkah di tempat lain, biasanya ke kota besar, ke tempat penambangan, ke pusat industri atau ke pusat perdagangan, hal ini disesuaikan dengan keahlian masing-masing individu.  Mereka memiliki kepercayaan bahwa ditempat lain mereka akan mendapat penghasilan yang lebih banyak dibanding mencari nafkah di tempat asalnya. Dan contohnya antara lain :
a.       TKW atau TKI yang harus pergi ke luar negri untuk bekerja meninggalkan anak dan pasangannya
b.      Masalah sekolah anak, disini saat anak tidak dapat ikut orang tuanya pindah karena tidak dapat pindah sekolah saat ayahnya harus bekerja di pedalaman, sehingga istri dan anak-anak tetap tinggal di kota demi masa depan anaknya.
2.      Studi
Studi disini yang dimaksudkan adalah alas an mencari ilmu. Biasanya hal ini dilakukan oleh pasangan muda yang masih memiliki hasrat mencari ilmu yang tinggi mereka meninggalkan pasangannya untuk belajar di kota-kota besar yang fasilitas pendidikannya lebih lengkap dan memadai. Namun tidak jarang juga yang mencari ilmu hingga ke luar negri namun alas an mereka menjalani studi hingga meninggalkan pasangannya juga untuk kesejahteraan kleluarganya nanti. Setelah menyelesaikan studi biasanya mereka akan pulang kembali ke asalanya dan mereka mengharapkan akan mendapat pekerjaan yang layak dan berpenghasilan tinggi sehingga dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga.
3.      Adaptasi
Adaptasi yang dimaksud adaptasi di sini adalah bila mana saat salah satu anggota keluarga baik istri atau anak mengalami kesukaran untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru sehingga dia tetap menetap di kota asal.



4.      Kebutuhan Khusus
Kebutuhan khusus disini adalah misalnya sang istri harus merawat orang tuanya yang sudah sakit-sakitan sehingga suami terpaksa harus meninggalkan kota sendirian dan istrinya dikorbankan untuk tinggal dirumah merawat orang tua.
5.      Kesehatan
Saat suami harus meninggalkan kota asalnya karena pekerjaan di kota lain, semuanya seharusnya bias pindah namun karena kondisi istri mengalami penyakit tertentu dan pengobatan hanya bias dilakukan ke kota asal maka sang istri harus rela ditinggal sang suami.
6.      Keamanan
Ada kalanya kota tujuan pindah dianggap tidak aman bagi anggota keluarga yang lain missal anak jadi istri harus menemani anak untuk tetap tinggal di kota asal. Atau ada juga orang tua yang beranggapan bahwa kota asal sudah dianggap tidak lagi aman bagi perkembangan anak, sehingga anak dikirim untuk pindah ke kota lain baik untuk belajar maupun bekerja.
Dari barbagai alasan atau sebab seseorang meninggalkan keluarganya semua dilakukan demi keluarga mereka agar dapat mencukupi kebutuhan ekonomi yang makin meningkat. Apalagi bila mereka sudah punya anak kebutuhan mereka akan makin bartambah besar dan harus dicukupi.

B. Proses dan Penyesuaian dalam Pernikahan Jarak Jauh

Dalam menjalani pernikahan jarak jauh selain kesiapan mental dan psikologis mereka harus tahu dan mau untuk dipisahkan oleh jarak. Dan mereka juga harus tahu semua ini dilakukan demi keluarganya. Semua ini harus disadari sebelum mereka mengambil keputusan untuk menjalani pernikahan jarak jauh. Setelah itu saat menjalani hubungan pernikahan jarak jauh mereka juga harus tetap menjaga pilar hubungan pernikahan, pilar hubungan pernikahan ada 3 yaitu :
1.      Cinta
Cinta adalah suatu keharusan yang dimiliki dalam hubungan pernikahan baik jarak jauh maupun tidak. Karena rasa cinta dapat memberikan semangat dalam menjalani hubungan bersama termasuk menerima kelebihan dan kekurangan pasangan.
2.      Harapan
Harapan disini adalah hal yang ingin diraih dalam hubungan rumah tangga yang sebaiknya harus sama antara suami dan istri agar dapat mudah diraih.
3.      Kepercayaan
Kepercayaan adalah komitmen yang dimiliki pasangan yang utamanya adalah saling setia dan tidak mengkhianati pasangan dengan tidak selingkuh yang harus dijaga penuh agar rumah tangga nantinya dapat berjalan lancer.
Dalam menjalani hubungan pernikahan jarak jauh pilar utama yang harus dipegang adalah kepercayaan karena bila tidak ada rasa saling percaya antar pasangan hubungan jarak jauh akan dipenuhi oleh kecurigaan yang berujung pad konflik berkepanjangan. Untuk menanggulanginya diperlukan komunikasi yang berkualitas karena hubungan jarak jauh komunikasinya tidak dapat dilakukan secara terus menerus dan pengawasan masing-masing juga kurang.
Selain komunikasi, dalam menjalani pernikahan jarak jauh butuh penyesuaian diri dari masing-masing pihak di berbagai kondisi diantaranya :
1.      Suami (yang harus pindah atau pergi)
          Harus mandiri untuk mampu mengurus dirinya sendiri di berbagai hak baik keuangan, pola makan, dan lain-lain.
·         Harus tetap menjaga kepercayaan yang diberikan pasangannya
·         Harus tetap sadar bahwa dirinya adalah pria beristri yang tidak boleh macam-macam walaupun tidak ada istri
·         Harus mengendalikan keinginan akan kebutuhan seksnya
·         Harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru
·         Harus mampu menangani masalah atau kendala yang dihadapi di kota yang baru sendirian
·         Tidak menambah beban istri dengan mencurigai, menyalahkan, atau menuntut istri macam-macam yang tidak masuk akal
·         Harus sadar akan tanggung jawabnya sebagai suami yang sedang mencari nafkah untuk keluarganya
·         Harus tetap menjalankan hubungan komunikasi yang intens dengan anak-anaknya agar anak-anaknya tidak kehilangan figure ayahnya
·         Harus sesering dan sebisa mungkin berkomunikasi dengan keluarganya
·         Tidak mudah percaya pada gossip tentang istri
·         Tidak boleh merasa sombong dan merasa dirinya paling berjasa bagi keluarga
·         Dan lain-lain
2.      Istri (yang ditinggalkan )
·         Harus mampu menjaga kepercayaan dan memberi kepercayaan pada suami
·         Harus sadar bahwa ia adalah wanita bersuami walaupun suaminya tidak bersamanya
·         Tidak membebani suami dengan masalah yang sepele
·         Tidak selalu mencurigai suaminya
·         Menjaga dan mengurus anak sendirian
·         Pandai-pandai mengatur keuangan
·         Tidak selalu menuntut, mencurigai atau menyalahkan suami dan juga bersikap manja
·         Tidak mudah percaya pada orang lain
·         Berusaha mengetahui lingkungan pasangan agar tidak mudah curiga
·         Menyibukkan diri agar tidak merasa kesepian dan sebagai penyaluran seksnya
·         Dan lain-lain
3.      Anak
·         Tidak menyusahkan ibunya dengan kenakalan-kenakalan yang diperbuat
·         Selalu menolong ibunya di berbagai hal
·         Mau menjadi tempat berbagi bagi ibu
·         Selalu mengingatkan ibunya bila ibunya berbuat salah
·         Harus mandiri di berbagai bidang
·         Harus siap tumbuh dengan keadaan orang tua yang berpisah jarak
·         Tumbuh tanpa figure ayah sepenuhnya
·         Tidak dekat dengan ayahnya
·         Terkadang dengan keadaan ini anak malah bersikap manja pada ibunya
·         Dan lain-lain
Namun pada dasarnya diantara pasangan itu harus ada :
·         Kesadaran memberi dan saling menjaga kepercayaan
·         Tetap menjaga rasa cinta dan rindu
·         Harus selalu dewasa dalam menghadapi masalah
·         Tidak berlarut-larut dalam berkonflik, karena waktu bertemu yang relative singkat akan sia-sia jika hanya digunakan untuk bertengkar saja, sehingga akan tercipta pertemuan yang berkualitas
·         Harus mampu beradaptasi dengan keadaan keluarga yang baru
·         Masing-masing harus berfikiran positif, dan berfitiran luas terhadap pasangannya.

C.    Dampak dari Pernikahan Jarak Jauh

Dalam setiap hubungan akan selalu memberikan dampak baik yang positif dan negarif. Demikian pula pernikahan jarak jauh akan memberikan dampak negative dan dampak positif, yaitu :

1)      Dampak Positif
Ø  Bagi pasangan yang belum memiliki anak akan dapat mengejar karir sebebas-bebasnya dan mengembangkan hobinya
Ø  Masing-masing pasangan dan anak jadi mandiri dan tidak ketergantungan dengan pasangan lain
Ø  Pasangan akan tahu bagaimana caranya menghargai waktu
Ø  Kebutuhan materi anak akan terpenuhi
Ø  Kehidupan rumah tangga pasangan akan makin mesra
Ø  Anak akan lebih termotivasi belajar karena melihat ayahnya pergi untuk berkorban demi dirinya
Ø  Jarang terjadi konflik karena jarang bertemu
2)      Dampak Negatif
Ø  Keintiman Berkurang
Sebagai suami dan istri yang terikat pernikahan, setiap orang seharusnya bisa membangun keintiman, dan untuk mewujudkan itu kita butuh kebersamaan. Maka dengan terbentuknya keluarga jarak jauh sudah tentu keintiman sepasang suami istri akan terganggu bahkan terputus. Makin lama keakraban pasti akan berkurang, dan yang pasti adalah akan menciptakan kebutuhan untuk diisi oleh orang lain. Sehingga akan menambah kerawanan dan menimbulkan konflik-konflik dalam kehidupan mereka.
Ø  Kesepian
Ketidakmampuan untuk berada dekat dengan pasangannya secara fisik dapat menimbulkan perasaan kesepian karena tidak terpenuhinya kebutuhan pada diri seseorang untuk merasakan kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain
Ø  Harus mampu bertahan dengan keadaan yang serba susah baginya
Ø  Istri mesara sulit karena harus mengurus anak sendirian tanpa suami
Ø  Bagi yang belum punya anak akan kesulitan mempunyai anak
Ø  Anak kurang dapat berkembang dengan maksimal karena salah satu orang tuanya tidak mendampingi
Ø  Pengeluaran bertambah karena ada biaya dobel dan biaya komunikasi dan transportasi yang meningkat
Ø  Anak kehilangan figure salah seorang orang tuanya
Ø  Anak bias tidak mengenal orang tuanya karena jarang bertemu
Ø  Anak bias jadi pemberontak Karena kurang pengawasan orang tuaA
Ø  Hubungan bias saja dipenuhi konflik karena curiga yang tidak berujung
Ø  Peluang selingkuh makin luas dan hilangnya gairah kemesraan dengan pasangannya
Ø  Hubungan pernikahan bias berakhir di tengah jalan bila pasangan tidak mampu beradaptasi
Walaupun dampak negatifnya banyak, tidak jarang keluarga mampu mempertahankan pernikahannya dan malah makin mesra dengan pasangannya dan mereka bias bertahan dari godaan-godaan yang ada. Namun, bagi banyak keluarga hal ini tidak dapat dihindari karena tuntutan ekonomi. Jadi sebelum memutuskan untuk menjalani pernikahan jarak jauh haruslah dipikirkan masak-masak dan bila sydah menjalaninya dibutuhkan peran aktif kedua belah pasangan untuk memegang teguh tujuan pernikahannya dan mempertahankan pernikahan.

D.    Masalah Yang Dihadapi Dalam Pernikahan Jarak Jauh
Dalam menjalin suatu hubungan rumah tangga pastinya akan mengalami permasalahan apalagi penikahan jarak jauh, masalah yang dihadapi diantaranya:

1.      Komunikasi
Komunikasi dalam pernikahan jarak jauh akan mengalami hambatan karena kesibukan masing – masing pasangan sehingga waktu dan kesempatan untuk berkomunikasi akan berkurang.
2.      Kepercayaan
Karena tidak hidup bersama, pengawasan masing – masing pasangan akan merenggang sehingga kecurigaan akan mudah muncul dan menimbulkan konflik maka dari itu harus memiliki rasa saling percaya pada pasangannya.
3.      Keuangan
Pengeluaran akan menjadi double karena harus membiayai dua kebutuhan hidup masing-masing pasangan, biaya transportasi dan juga biaya komnikasi.
4.      Rentan Goodaan
Jarak yang memisahkan membuat masing-masing pasangan mudah tergoda dengan lingkungan yang bebas tanpa pengawasan unuk berhubungan dengan lawan jenis selain pasangannya. Maka dari itu masing-masing pasangan harus tahan terhadap godaan dari manapun.

5.      Kesepian
Masing-masing pasangan akan merasa kesepian karena tidak ada tempat berbagi berbagai hal dalam kehidupannya.
6.      Psikologis
Masing-masing pasangan harus mampu menyesuaikan diri dengan keadaan mereka, walaupun sulit dan mengalami tekanan-tekanan batin.
7.      Seks
Hasrat seks masing-masing pasangan harus ditahan, atau tidak selamanya disalurkan, karena harus menunggu hingga pasangannya pulang. Sehingga harus memiliki kegiatan-kegiatan guna menyalurkan seks.
8.      Anak
Anak tidak dekat dengan salah satu orang tua yang tinggal terpisah sehingga orang tua harus berperan aktif dalam menjalin komunikasi dengan anak.

E.     Solusi dari Pernikahan Jarak Jauh

Mengingat berbagai dampak yang ditimbulkan pernikahan jarak jauh ini tidak hanya dampak positif namun negative juga, maka dari berbagai penelitian ditemukan berbagai tips untuk solusi mempertahankan hubungan pernikahan jarak jauh agar tetap mesra dan dapat langgeng, yaitu :
  1. Menanamkan rasa percaya kepada pasangan
Jarak yang jauh semakin membuat kesempatan untuk perselingkuhan. Namun jika sudah saling percaya, berkomitmen dan tanggung jawab tentu mampu melaluinya. Jika pasangan sudah sadar bahwa dirinya telah menjadi suami dan memilki tanggung jawab terhadap istrinya, apalagi jika sudah memiliki anak, tentu ini akan menjadi benteng untuk tidak mengkhianati kepercayaan yang sudah diberikan..
2. Toleransi dan waspada
Istri memeng berhak membebaskan pasangan untuk berkarier dan mencari penghidupan yang lebih layak boleh saja asal tetap dalam batasan. Suami juga harus mengetahui mana yang boleh dan mana yang tidak dilakukan. Waspada juga perlu dilakukan oleh istri tapi bukan berarti curiga terhadap suami. Sehingga tidak timbul orang ketiga yang mampu mengganggu hubungan dengan suami maupun istri.
3. Intensifkan komunikasi
 Canggihnya teknologi dapat dimanfaatkan agar jarak tidak membatasi ruang dan waktu antara suami dan istri. Sehingga, sebaiknya masing-masing pasangan meluangkan waktu sebisa mungkin untuk berkomunikasi setiap harinya, semakin pendek jarak pemberitahuan informasi, dan semakin mendetail menceritakannya akan semakin baik. Berkomunikasilah seolah-olah tidak ada jarak antara suami dan istri yang memisahkan dengan begitu meminimalisir  prasangka buruk. Dan lagi bias mendekatkan diri pada anak agar anak tidak lupa dan merasa kehilangan figure ayah.
4. Membuat perjanjian untuk saling mengunjungi dengan periode tertentu. Tak melulu harus suami yang mengunjungi, tak ada salahnya jika bergantian mengunjungi. Bahkan sesekali buatlah kejutan untuk suami dengan datang ke kotanya tanpa pemberitahuan lebih dulu bersama anak-anak sehingga tercipta keaktaban.
5. Mencari kesibukan dan aktivitas yang positif dan berkaitan dengan meningkatkan potensi kegiatan diri
Pasangan yang tinggal berjauhan tentunya tak dapat menyalurkan hasrat biologisnya setiap waktu, berbeda dengan pasangan yang tinggal berdekatan. Agar tak salah menyalurkan hasrat tersebut, carilah kegiatan yang positif. Selain menjaga dari perselingkuhan juga menambah kualitas diri sendiri. Hal ini juga bias dilakukan dengan anak-anak sehingga anak tidak merasa menjadi korban dari hubungan jarak jauh orang tuanya dan dia tetap merasa diperhatikan.
6. Hubungan jarak jauh biasanya rentan akan isu dan gosip yang menghasut
Jika ada  hal-hal negarif mengenai pasangan, jangan keburu naik pitam dan bertengkar. Kroscek lagi kebenarannya walaupun dengan melakukan berbagai cara.
7.      Rekreasi
Saat ada Off kerja atau saat suami kembali kerumahnya sebaiknya satu keluarga bersama anak-anak pergi bersama untuk berrekreasi hal ini dapat membuat hubungan keluarga makin dekat dan makin berkualitas pertemuannya.



KESIMPULAN

Dalam  menjalani hubungan pernikahan memanglah sulit dalam menyesuaikan diri dengan keadaan dan pasangan, apalagi pada hubungan pernikahan jarak jauh yang saat ini menjadi tren bagi keluarga-keluarga di Indonesia. Namun, jarak sebaiknya tidak menjadi pemisah dan penghalang dalam menjalani hubungan pernikahan yang sehat dan bahagia karena apapun penyebabnya, semua ini  dikorbankan demi kelangsungan keluarga dan nyatanya tidak jarang yang mampu melewati hambatan ini dan dapat berhasil dalam hubungan pernikahannya. Kendala dalam menyesuaikan diri dengan keadaan jarak jauh yang dialami ini memang banyak namum pernikahan jarakn jauh tidak patut untuk dipersalahkan bila dalam pernikahan mengalami kegagalan-kegagalan di berbagai hal atau tidak tercipta permanensi pernikahan, apalagi melihat berbagai kemajuan teknologi dapat dijadikan solusi yang sudah cukup membantu mempermudah komunikasai dan berbagai solusi lain yang dapat digunakan untuk mempermudah hubungan pernikahan. Dan akhirnya akan tercipta hubungan pernikahan harmonis dan langgeng dan mencapai keberhasilan dalam perkawinan. Dan juga tidak merugikan berbgai pihak di lingkungan keluarga maupun dalam keluarga itu sendiri.
                                                                                                                 




DAFTAR PUSTAKA


Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kebebasan Kreativitas Bagi Remaja


BAB I
PENDAHULUAN
Remaja adalah aset terbesar bangsa yang menjadi tumpuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Jadi sejak saat ini remaja harus dipersiapkan untuk menghadapi masa depan dengan masing-masing kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Tetapi tidak semua remaja sadar akan potensi yang dimilikinya jadi ada banyak potensi remaja yang belum tergali dan harus dikembangkan agar dapat digunakan semaksimal mungkin, apalagi dalam menghadapi era globalisasi. Sehingga pada dasrnya remaja perlu diberi kebebasan dalam berkreasi, berpikir, berkarya dan menunjukkan potensi diri yang berbeda dengan yang lainnya. Mungkin dalam menghadapi era globalisasi ada ketakutan yang dialami remaja tapi sebaiknya jangan dijadikan momok melainkan dijadikan peluang dalam mengembangkan potensi dan menunjukkan jati diri.

BAB II
PEMBAHASAN
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Sehingga sifatnya tidak memunculkan sifat masa anak-anak dan belum memunculkan sifat dewasa. Untuk menghadapi masa dewasa yang penuh tantangan, remaja butuh keahlian dalam mengatasi tantangan di masa dewasa.  Remaja selalu mempunyai potensi yang perlu dikembangkan tetapi untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya remaja butuh bantuan orang lain yaitu pihak orang tua, sekolah dan lingkungannya. Dan remaja juga memerlukan kebebasan diri dalam berkreasi dan juga kesiapan tersendiri dalam menghadapi era globalisasi.
A.          Ruang Kreasi Remaja dan Kepercayaan
Peran orang tua dan sekolah sangatlah penting dalam keikutsertaannya memberi warna pada hidupnya dan kemerdekaan hidup. Sehingga orang tua dan sekolah haruslah bekerja sama dalam mencari cara bagaimana mengolah potensi diri dan kreativitas remaja itu. Bila disekolah misalnya saja melalui mata pelajaran kesenian, dari situ kita dapat membantu mengembangkan potensi remaja di bidang kesenian. Dan ketika di rumah, orang tua membantu mengembangkan potensi remaja dengan tidak melarang remaja melakukan hal yang disukainya, sehingga kreativitas akan tergali.
Konselor sekolah dapat membantu siswa dalam menemukan potensinya dengan melakukan berbagai cara dan usaha. Misalnya saja melakukan tes penelusuran bakat, bekerja sama dengan guru mata pelajaran untuk mengetahui kelebihan siswa, bekerja sama dengan orang tua untuk mencari tahu kegemaran siswa dan membantu menyalurkannya pada hal-hal positif (baik lewat kursus, ekstrakulikuler dan yang lain-lain). Konselor juga sebaiknya memberikan pengertian pada orang tua siswa dan juga guru mata pelajaran tentang pentingnya kekreatifitasan berhubungan dengan masa depan siswa nanti. Sehingga nantinya, guru dan orang tua murid tidak melarang siswa menyalurkan kreativitasnya tetapi tetap ada di dalam batasannya yaitu norma yang berlaku di masyarakat.
Remaja sejak saat ini harus diajak untuk berpikir kreatif sejak dini. Dengan melatih dan memberi kepercayaan dan kesempatan anak didik dengan kegiatan yang produktif sesuai bakat dan keahliannya, nantinya bisa menjadi manusia yang berkualitas dan berpotensi. Sehingga remaja akan siap dan mengurangi ketakutan dalam menghadapi era globalisasi.
Sebaiknya sejak dini orang tua menghilangkan kebiasaan lama yaitu melarang remaja dengan berbagai alasan dan memberi kebebasan berkreasi baginya. Dulu anak akan dilarang menggunakan gunting karena khawatir akan terluka, padahal hal tersebut kurang tepat. Sebaiknya orang tua memfasilitasi anak untuk berkreasi dengan gunting seperti menyediakan kertas dengan pola. Secara otomatis kreativitas anak akan terasah, dia akan tertantang untuk mencoba hal baru. Dan orang tua harus menghilangkan kekhawatiran yang berlebih akan kegiatan yang dilakukan anak. Karena dengan mereka terluka setelah itu anak akan mencoba untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan gunting dengan sendirinya.
B.     Era Globalisasi
Dalam era globalisasi nanti akan terjadi kebebasan internasional yang sebebas-bebasnya, sehingga baik informasi, pengetahuan, perekonomian dan budaya akan masuk dengan bebas ke dalam bangsa kita. Budaya yang masuk adalah salah satu hal penting yang perlu diwaspadai karena tidak semua budaya yang masuk sesuai dengan budaya masyarakat kita. Sehingga masuknya suatu budaya harus benar-benar dicermati agar tidak merusak aset bangsa kita yaitu remaja. Salah satu caranya adalah dengan kegiatan Pendidikan yang mengarahkan pada keahlian hidup dengan kritis dan keterampilan social yang baik lewat proses belajar yang baik.
Dengan adanya kepercayaan dari lingkungan dan kreativitasnya yang terus berkembang kesiapan menghadapi Era Globalisasi akan makin unggul dalam bidangnya masing-masing. Dengan menjadi manusia yang unggul, remaja tidak dijadikan obyek globalisasi, tapi sebagai subyek di negaranya yang mampu menempatkan diri sebagai pelaku, creator, arsitek, ahli ekonomi yang kuat. Dan tidak menjadi plagiat karena sudah mampu menciptakan karya yang asli dari hasil pemikiran dan kreativitas pribadi. Sehingga mengurangi anggapan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang konsumtif dan mengubah anggapan itu menjadi bangsa produktif. Dan juga nantinya bangsa Indonesia tidak akan menjadi malas, bodoh, dan terbelakan, malah nantinya bangsa kita akan menjadi salah satu Negara maju.

BAB III
KESIMPULAN
Potensi yang dimiliki remaja harus digali dan dikembangkan dengan segala cara dan setelah itu diberikan kebebasan untuk berkreativitas agar kemampuannya tidak terkubur, asalkan kebebasan itu harus dilakukan sesuai dengan norma yang berlaku. Dalam mengembangkan potensinya remaja butuh bantuan dari orang tua dan lingkungannya.
Dalam masa globalisasi, budaya yang masuk ke Bangsa kita haruslah diberi saringan agar tidak kehilangan budaya asli bangsa kita. Dan untuk menghadapi era tersebut, dibutuhkan ciri khas yang berbeda dari bangsa lain sehingga nantinya Indonesia akan menjadi subyek bukan sebagai obyek dari bangsa lain.

Daftar Pustaka
Setyowanto Harri, Kebebasan Bagi Remaja. Kompas, Jakarta: 2008

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Konselor Mengatasi Bulliying di Sekolah

Abstrak

Kekerasan atau lebih dikenal dengan bullying di sekolah sejak dulu sudah sering terjadi, namun masih kurang terpublikasi. Dengan berkembangnya zaman, bullying yang dilakukan di sekolahpun menjadi berbagai macam dan makin mengganas. Banyak kematian anak di institusi pendidikan dikarenakan bullying. Bullying yang ada tidak hanya dilakukan oleh sesama siswa saja, tapi guru sebagai pendidik juga melakukan bullying pada siswanya.
Bullying ini bisa terjadi dikarenakan berbagai hal, salah satunya bisa dikarenakan tradisi, balas dendam karena dia dulu pernah menjadi korban bullying, atau perilaku itu ia contoh dari lingkungan sekitarnya,bahkan pengaruh media televisi yang menampilkan adegan kekerasan secara bebas. Bullying bisa berakibat fisik dan psikis bahkan terkadang anak menjadi enggan ke sekolah, atau bisa membuat siswa depresi dan menyakiti diri sendiri. Bullying yang terjadi di sekolah harus segera diatasi, karena hal ini memiliki dampak negatif yang merugikan.
Pihak sekolah, tempat terjadinya bullying ini harus dapat meminimalisir tindakan bullying yang terjadi di sekolah. Hal ini merupakan tanggung jawab semua pihak bukan hanya guru bimbingan dan konseling. Guru bimbingan dan konseling bisa meminimalisir tindakan bullying dengan program-program bimbingan dan konseling, namun tetap saja membutuhkan kerja sama dengan seluruh pihak di sekolah dan orang tua siswa. Guru bimbingan dan konseling bisa melakukan usaha pengentasan bullying dengan melakukan tindakan preventiv, preservativ, dan kuratif.


BAB I
PENDAHULUAN

Di televisi, Koran, atau media pemberitaan lain masih sering kita dengar tindak kekerasan di Institusi-institusi pendidikan, baik pada tingkat Sekolah dasar, hingga Sekolah Menengah Atas. Tindak kekerasan yang terjadi itu tidak hanya terjadi pada siswa pria saja, tapi saat ini siswi perempuanpun sudah sering melakukan kegiatan kekerasan. Bahkan ada juga yang kegiatan kekerasannya dilengkapi dengan video rekamannya ynag bisa disebarluaskan dengan bebas.
Kekerasan di institusi pendidikan bisa dilakukan oleh siapa saja, baik antar teman, atau sesama siswa, teman, kak kelas, guru, bahkan orang-orang di lingkungan sekolah seperti preman. Lokasi kejadiannya, mulai dari; ruang kelas, toilet, kantin, halaman, pintu gerbang, bahkan di luar pagar sekolah. Akibatnya, sekolah bukan lagi tempat yang menyenangkan bagi siswa, tapi justru menjadi tempat yang menakutkan dan membuat trauma. Dan membuat siswa takut untuk melewati tempat dan membuatnya merasa cemas saat berada di sekolah.
Kegiatan kekerasan yang ada di sekolah kadang disebut juga dengan bullying. Menurut Republika (koran Nasional), bullying di sekolah sudah terjadi sejak puluhan tahun silam tetapi mendapat sorotan media massa baru sekitar lima tahun terakhir. Istilah yang digunakan juga beragam. Dalam bahasa pergaulan, sering ada istilah perploncoan, atau juga senioritas. Bullying dilakukan tidak hanya secara kekerasan fisik tapi juga kekerasan psikis siswa. Misalnya dengan mengolok-olok, menggoda atau hal lain yang tidak menyenangkan.
Kegiatan bullying di kebanyakan sekolah, seringkali dilakukan atau melibatkan sekelompok siswa yang tergabung dalam sebuah geng, dan saat ini keberadaan geng tidak pandang jenis kelamin atau tidak harus para siswa, siswi-pun terkadang memiliki geng. Kecenderungan aktivitas geng siswa maupun siswi, ingin diakui keberadaannya. Dan hanya untuk sebuah eksistensi, mereka bisa melakukan tindakan yang kurang terpuji. Misalnya, mau menang sendiri dan kurang menghargai teman di luar kelompoknya, sering usil kepada temannya, mulai dari tindakan yang dianggap remeh seperti menyembunyikan barang milik temannya dan dikembalikan lagi, sampai dengan benar-benar diambil dan masuk katagori kriminal, mencium paksa, meraba bagian tubuh yang sensitif, malak, bahkan main tonjok teman yang bukan anggota gengnya.
Selain itu, tindakan bullying bisa juga terjadi pada saat kegiatan seperti Ospek, kegiatan pelantikan anggota ekstrakurikuler, atau pada saat ujian kenaikan tingkat di sebuah organisasi sekolah, atau saat seorang siswa ingin menjadi anggota dari organisasi tertentu seperti Osis, Pramuka atau PMR. Dalam acara-acara tersebut, terjadi tindak kekerasan atau tindakan mengancam dengan fisik dan verbal, atau ancaman psikologis. Acara-acara tersebut biasanya mendapat izin resmi dari pihak sekolah, dan dihadiri oleh guru-guru pembimbing. Namun, biasanya pihak sekolah tidak mengetahui akan kegiatan bullying itu di sekolah. Bahkan kadang ada yang menganggap kegiatan bullying itu hanya hal biasa saja yang tidak perlu dipermasalahkan karena merupakan bentuk bermain anak didiknya,  dan sudah turun temurun menjadi suatu kebiasaan tiap generasi di sekolah itu.
Maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak usia sekolah saat ini sangat memprihatinkan bagi pendidik, orang tua, dan masyarakat. Sekolah yang seharus nya menjadi tempat bagi anak menimba ilmu serta membantu membentuk karakter pribadi yang positif ternyata malah menjadi tempat tumbuhnya praktek-praktek bullying, sehingga memberikan ketakutan bagi anak untuk memasukinya. Karena kadang korban bullying tidak hanya menderita ketakutan ke sekolah saja bahkan banyak kasus bullying yang mengakibatkan korbannya meninggal.
Kegiatan bulllying di sekolah merupakan satu masalah besar yang harus diatasi karena seharusnya sekolah melindungi murid dan siswanya dari tindakan kekerasan dalam bentuk apapun, dan menjadi wadah untuk pembentukan akal, moral dan karakter adiluhung, yang diperlukan untuk membangun masyarakat Indonesia yang sehat, berbudaya dan berteknologi tinggi. Tapi mengapa hal ini tetap saja terjadi? Dan bagaimana guru bimbingan dan konseling mengatasi permasalahan ini?


BAB II
KAJIAN TEORI

  1. Pengertian Bullying
Konon, istilah bullying ini terkait dengan bull, sapi jantan yang suka mendengus (untuk mengancam, menakuti-nakuti, atau memberi tanda). Kamus Marriem Webster menjelaskan bahwa bully itu adalah to treat abusively (memperlakukan secara tidak  sopan) atau to affect by means of force or coercion (mempengaruhi dengan paksaan dan kekuatan).
Dalam dunia anak-anak, Dan Olweus, seorang pakar yang berkonsentrasi menangani praktek bullying, menyimpulkan, bullying pada anak-anak itu mencakup penjelasan antara lain: a) upaya melancarkan permusuhan atau penyerangan terhadap korban, b) korban adalah pihak yang dianggap lemah atau tak berdaya oleh pelaku, dan c) menimbulkan efek buruk bagi fisik atau jiwanya (Preventing Bullying, Kidscape, UK, 2001).
Bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya, takut, terintimidasi, oleh tindakan seseorang baik secara verbal, fisik atau mental. Ia takut bila perilaku tersebut akan terjadi lagi, dan ia merasa tak berdaya mencegahnya. (Andrew Mellor, antibullying network, univ. of edinburgh, scotland).
Bullying adalah bentuk-bentuk perilaku berupa pemaksaan atau usaha menyakiti secara fisik maupun psikologis terhadap seseorang/kelompok yang lebih lemah oleh seseorang/sekelompok orang yang memersepsikan dirinya lebih kuat. Bully:  Siswa yang dikategorikan sebagai pemimpin yang berinisiatif dan aktif terlibat dalam perilaku bullying.( Hadiyanto:2010)

  1. Penyebab Perilaku Bullying
Dalam penelitian Riauskina, Djuwita, dan Soesetio, (2005)  alasan seseorang melakukan bullying adalah karena  korban mempunyai persepsi bahwa pelaku melakukan bullying karena tradisi, balas dendam karena dia dulu diperlakukan sama (menurut korban laki-laki), ingin menunjukkan kekuasaan, marah karena korban tidak berperilaku sesuai dengan yang diharapkan, mendapatkan kepuasan (menurut korban perempuan), dan iri hati (menurut korban perempuan). Adapun korban juga mempersepsikan dirinya sendiri menjadi korban bullying karena penampilan yang menyolok, tidak berperilaku dengan sesuai, perilaku dianggap tidak sopan, dan tradisi.
Menurut psikolog Seto Mulyadi, Bullying disebabkan karena :
1.      Menurutnya, saat ini remaja di Indonesia penuh dengan tekanan. Terutama yang datang dari sekolah akibat kurikulum yang padat dan teknik pengajaran yang terlalu kaku. Sehingga sulit bagi remaja untuk menyalurkan bakat nonakademisnya Penyalurannya dengan kejahilan-kejahilan dan menyiksa.
2.      Budaya feodalisme yang masih kental di masyarakat juga dapat menjadi salah satu penyebab bullying sebagai wujudnya adalah timbul budaya senioritas, yang bawah harus nurut sama yang atas.
Perilaku bullying pada anak, bisa dikarenakan :
  1. Teori Instink Mc Dougall
Menurut Mc Dougall dalam diri setiap orang terdapat instink untuk menyerang dan berkelahi. Dorongan dari naluri ini yaitu rasa marah karena suatu hal terutama karena merasa terancam atau kebutuhannya tidak terpenuhi. Jadi ia melakukan bullying untuk melepaskan emosi yang ia pendam.
  1. Teori Belajar Sosial (Social Learning)
Teori belajar sosial yang dicetuskan oleh Bandura menekankan bahwa kondisi lingkungan dapat memberikan dan memelihara respon-respon kekerasan pada diri seseorang. Asumsi dasar dari teori ini yaitu sebagian besar tingkah laku individu diperoleh dari hasil belajar melalui pengamatan yang dilakukan anak atas tingkah laku yang ditampilkan oleh individu–individu lain yang menjadi model, yang biasanya adalah orang terdekat di lingkungannya seperti orang tua. Anak–anak yang melihat model orang dewasa melakukan kekerasan secara kosisten ia akan memiliki kecenderungan berperilaku kekerasan bila dibandingkan dengan anak-anak yang melihat model orang dewasa yang tidakmelakukan kekerasan.
  1. Pengaruh media
Tayangan televisi yang bebas di Indonesia, dari film kartun hiburan anak-anak, adegan di sinetron, berita kekerasan di daerah lain yang dapat dilihat secara bebas oleh anak-anak dapat memberikan mereka contoh perilaku kekrasan yang akan ia praktekkan di sekolah. Atau bila ia melihat hal itu secara terus menerus maka keempatiannya terhadap perilaku kekerasan itu makin memudar, ia akan menganggap kekerasan itu adalah hal yang wajar.

  1. Tindakan Bullying
Beberapa macam tindakan Bullying adalah:
  1. Bullying Psikologis seperti memfitnah, mempermalukan, menakut-nakuti, menolak, menghina, melecehkan, mengecilkan, mentertawakan, mengancam, menyebarkan gosip. mencibir, dan mendiamkan
  2. Bullying Fisik seperti menendang, menempeleng, memukul, mencubit, menjotos, menjewer, lari keliling lapangan, push up, bersihkan WC, dan memalak.
  3. BullyingVerbal seperti berteriak, meledek, mengata-ngatai, name calling, mengumpat, memarahi, dan memaki.
Hadiyanto Saputra menyebutkan bebrapa tindakan bullying diantaranya :
  1. Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain)
  2. Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put-downs), mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip).
  3. Perilaku non-verbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam; biasanya diertai oleh bullying fisik atau verbal).
  4. Perilaku non-verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng).
  5. Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal).

  1. Bullying di Sekolah
Perilaku bullying di sekolah banyak terjadi, dan sudah dilakukan sejak dulu. Terkadang bullying di sekolah sudah dianggap hal yang wajar oleh beberapa kalangan. Bullying di sekolah bisa dilakukan dengan :
1.                  Antar Siswa
Bullying yang dilakukan antar siswa tidak selalu berlangsung dengan cara berhadapan muka tapi dapat juga berlangsung di belakang teman. Misalnya, mereka menikmati saat memanggil temannya dengan sebutan yang jelek, meminta uang atau makanan dengan paksa atau menakut-nakuti siswa yang lebih muda usianya. Sementara siswi melakukan tindakan memisahkan salag satu temannya dari kelompok serta tindakan lainnya yang bertujuan menyisihkan individu lainnya dari grup, dan peristiwanya, sangat mungkin terjadi berulang. Atau bisa saja antara kakak kelas dan adik kelas, diamana kakak kelas ingin menunjukkan senioritasnya pada adik kelas dan menunjukkan bahwa ia lebih berkuasa dengan berlaku sewenang-wenang pada adik kelasnya.
2.                  Bullying oleh Guru
Guru terkadang ikut berperan memicu praktik bullying. Misalnya guru memberikan label negatif pada siswa yang tidak membuat PR, siswa yang sering menangis, dengan sebutan-sebutan secara verbal yang menyinggung perasaan siswa.  Guru yang menghukum siswa secara berlebihan karena kesalahan siswanya juga merupakan bullying di sekolah. Tindakan-tindakan guru yang demikian dapat merugikan siswa secara fisik maupun secara psikis. Setelah mendapatkan perlakuan negatif guru siswa jadi tidak ingin sekolah, atau bisa jadi trluka hingga meninggal.
3.                  Bullying antar Genk di sekolah
Geng dimaknai sebagai sekelompok orang yang jumlahnya tak terlalu banyak, yang melakukan kegiatan secara bersama-sama, dan memiliki kegemaran yang sama pula. Kegiatan yang dilakukan bisa negatif bisa positif. Namun, istilah geng selalu berkonotasi negatif. Di sekolah pada usia remaja, banyak muncul geng-geng yang terkadang menimbulkan persainganantar geng dan berujung dengan konflik. Hal ini merupakan proses alamiah karena faktor “eksistensi” dan “ingin diakui”, dan sesungguhnya tak harus berujung konflik bila mendapatkan bimbingan dan pengawasan.
4.                  Bullying oleh masyarakat di sekitar sekolah
Masyarakat di sekitar lingkungan sekolah ada yang mendukung kegiatan persekolahan siswa, namun ada juga yang memanfaatkan siswa di sekolah untuk kepentingannya sendiri. Misalnya saja preman di sekitar sekolah yang sering meminta uang secara paksa terhadap siswa di sekolah baik sat pulang sekolah maupun saat berangkat sekolah. Hal ini sangat meresahkan bagi siswa karena biasanya mereka tidak bisa melawan atau menolak.

  1. Dampak Bullying
1.      Ratna Djuwita dalam Warouw (2007) menyatakan dalam diskusi nasional bahwa ; bullying, selain membuat iklim sekolah tidak bersahabat, dampak lanjutnya adalah banyaknya siswa membolos dan berkembangnya fenomena putus sekolah. Bullying juga bisa membuat korban menjadi pribadi yang rapuh seperti sulit berkonsentrasi, perasaan rendah diri, tidak berharga, bahkan bunuh diri.
2.      Selain itu, dampak dari bullying yang paling jelas terlihat adalah kesehatan fisik. Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit dada. Bahkan dalam kasus-kasus yang ekstrim dampak fisik ini bisa mengakibatkan kematian.
3.      Dampak Psikologis berupa korban merasa tidak aman, takut, trauma, khawatir (paranoid), kehilangan  percaya  diri, rendah diri (merasa tidak berharga). Korban bisa jadi mengembangkan mentalitas sebagai korban (merasa bahwa dirinya layak untuk tidak dihargai. Korban kurang trampil bersosialisasi, hanya sedikit memiliki teman dan sering merasa kesepian. Korban juga sulit berkonsentrasi sehingga prestasi akademis berpengaruh (bagi yang masih bersekolah).
4.      Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial juga muncul pada para korban. Mereka ingin pindah ke sekolah lain atau keluar dari sekolah itu, dan kalaupun mereka masih berada di sekolah itu, mereka biasanya terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah.Yang paling ekstrim dari dampak psikologis ini adalah kemungkinan untuk timbulnya gangguan psikologis pada korban bullying, seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, ingin bunuh diri, dan gejala-gejala gangguan stres pasca-trauma (post-traumatic stress disorder).       

  1. Tanda-Tanda Bullying
Dalam thesisnya,  Warouw (2007) mengungkapkan tanda-tanda untuk mendeteksi terjadinya bullying pada korban (Field, 1999, Elliot M, 2002,  Mc Evoy A., 2005, Sharp, S. dan Smith P.K., 1994) :
1.      Tanda fisik :
a.       Sering membolos, lari dari rumah, dan sebagainya
b.      Memotong, membakar, merusak barangnya sendiri atau sembarang barang
c.       Sering pusing, tidak bisa tidur, tidak sehat atau sakit.
d.      Sering minta uang (tambahan)
e.       Minta diantar ke sekolah
f.       Melukai diri
2.      Tanda Intelektual :
a.       Sulit bicara, atau kadang bicara namun kurang nyambung
b.      Sering lupa
c.       Kurang perhatian di kelas atau pada orang lain
d.      Tidak mengerjakan tugas
3.      Tanda emosional :
a.       Diam, sering merenung
b.      Marah/gusar/teriak tak jelas
c.       Merusak sesuatu
d.      Perilaku yang berubah secara tiba-tiba
e.       Berperilaku aneh tapi selalu mengatakan “Saya nggak apa-apa kok”
f.       Tidak percaya diri
4.      Tanda sosial :
a.       Menghindar/tidak mau bertemu teman atau orang lain
b.      Berperilaku tidak menyenangkan atau aneh pada orang lain
c.       Menyakiti orang lain.


BAB III
PENUTUP

A.                Peran guru Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi Bullying
Masalah bullying tidak hanya merupakan tanggung jawab guru bimbingan dan konseling saja, namun semua pihak di sekolah dan orang tua siswa juga haria bekerjasama mengatasi bullying di sekolah. Sebagai seorang konselor sekolah, kita dapat melakukan usaha-usaha untuk mengatasi bullying, diantaranya :
  1. Preventif (Pencegahan)
Dalam langkah ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah bullying di sekolah dan dalam diri siswa sehingga dapat menghambat perkembangannya. Untuk itu perlu dilakukan orientasi tentang layanan bimbingan dan konseling kepada setiap siswa. Guru BK dapat membuat program-program yang efektif dalam memberantas bullying. Misalnya dengan menanamkan pendidikan tanpa kekerasan di sekolah, guru BK dapat melakukannya dengan menjalin komunikasi yang efektif dengan siswa, mengenali potensi-potensi siswa, menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran, guru memberikan kebebasan pada siswa untuk berkreasi dan guru menghargai siswa sesuai dengan talenta yang dimiliki siswa. Atau saat awal masuk sekolah guru BK menjelaskan peraturan sekolah yag melarang keras bullying di sekolah dan hukumannya, agar siswa berfikir dua kali sebelum melakukan bullying. Guru BK juga bisa bekerjasama dengan orang tua siswa untuk menanggulangi bullying atau mendeteksi dini perilaku bullying di sekolah.
2.  Kuratif
Jika guru pembimbing mengetahui ada siswa yang terlibat dalam permasalahan bullying, maka guru pembimbing harus segera menangani permasalahan ini hingga tuntas. Baik itu  penanganan terhadap pelaku, korban, reinforcer dll yang terlibat     bullying. Termasuk juga pengentasan dalam masalah konsekuensi yang akan diterimanya dari sekolah, karena melanggar peraturan dan disiplin sekolah. Juga guru bimbingan harus mengetahui akar permasalahan mengapa pelaku melakukan bullying pada korbannya dan membantu menyelesaikan akar permasalahan tadi.
3. Preservatif
Setelah masalah bullying selesai, maka perlu dilakukan pemeliharaan terhadap segala sesuatu yang positif dari diri siswa, agar tetap utuh, tidak rusak, dan tetap dalam keadaan semula, serta mengusahakan agar hal-hal tersebut bertambah lebih baik dan berkembang. Bagi anak-anak yang sudah terlibat bullying maka sebagai proses rehabilitasi perlu dilakukan penyaluran minat dan bakat dengan tepat ke dalam berbagai kegiatan-kegiatan ekskul di sekolah, maupun di luar sekolah. Penyesuaian diri siswa dengan lingkungan sosial serta pengembangan diri dalam mengembangkan potensi positifnya juga perlu dilakukan agar ia tidak melakukan bullying lagi. Namun, siswa di sekolah juga harus menerima pelaku bullying dan memberinya kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya.   
4. Reveral
 Bila masalah bullying yang ada di sekolah sudah tidak dapat diatasi oleh pihak sekolah, sekolah dapat melaporkan bullying kepihak yang berwajib karena menyangkut masalah tindak pidana kriminal, maka hal tersebut perlu dilakukan. Berdasr dampak megatif yang sangat besarnya karena perilaku bullying di sekolah yang bisa berujung pada gangguan psikologis bahkan kematian. Atau bisa juga guru bimbingan dan konseling mengirim pelaku bullying pada psikiater atau orang yang lebih mampu mengatasi masalah kebiasaan bullying itu.

B.     Kesimpulan
Bullying adalah bentuk-bentuk perilaku berupa pemaksaan atau usaha menyakiti secara fisik maupun psikologis terhadap seseorang/kelompok yang lebih lemah oleh seseorang/sekelompok orang yang memersepsikan dirinya lebih kuat. bullying bisa dilakukan oleh siapa saja, bisa antar siswa, dilakukan guru, persaingan antar geng di sekolah, maupun dilakukan oleh masyarakat di sekitar sekolah seperti preman.
Bullying ini bisa terjadi dikarenakan berbagai hal, salah satunya bisa dikarenakan tradisi, balas dendam karena dia dulu pernah menjadi korban bullying, atau perilaku itu ia contoh dari lingkungan sekitarnya, bahkan pengaruh televisi yang menampilkan adegan kekerasan secara bebas. Tindakan bullying bisa dilakukan secara psikologis misalnya menakut-nakuti, melecehkan,dan lain-lain. Bullying secara fisik bisa melalui tendangan, pukulan dan lainnya yang memiliki dampak kerugian fisik. Bullying secara verbal seperti berteriak, meledek, mengata-ngatai, dan lain-lain.Bullying selalu berdampak negatif maka bullying harus diatasi baik dengan preventiv, kuratif maupun preservatif.
Daftar Pustaka

Hall, Calvin S & Gardner Lindsey, Psikologi Kepribadian 3 Teori-teori dan Sifat Behavioristik, Kanisius, Yogyakarta:1993.
Kartono, Kartini, Patologi Sosial 2 Kenakalan remaja, Raja Grafindo Persada, Jakarta : 2006.
http://www.apsi-himpsi.org/Artikel/Bullyng.php diambil pada tanggal 28 Februari 2010 pukul 8.08
http://formagz.com/for-headline/stop-bullying diambil pada tanggal 28 Februari 2010 pukul 8. 20
http://hariansib.com/?p=20009 diambil pada tanggal 28 Februari 2010 pukul 8.14


Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS