You can replace this text by going to "Layout" and then "Edit HTML" section. A welcome message will look lovely here.
RSS

Jumat, 22 Juni 2012

Becoming a Bride . . . .


 
Terkaget saat aku mendengar kabar salah satu dari sahabatku akan menikah.. Bukannya tidak turut berbahagia untuknya, namun sedikit merasa aneh.. Karena setahuku dia baru mengenal calon suaminya kurang dari 3 bulan.
Cukup mengagetkan untukku dia berani mengambil keputusan untuk menikah secepat ini. Padahal memutuskan untuk menikah butuh kesiapan mental dan kedewasaan diri yang tidak mudah karena harus dipikirkan dengan sangat matang baik dan buruknya. Karena menikah untukku adalah sekali seumur hidup dengan orang yang benar-benar menyayangiku dan siap menerima aku apa adanya begitu juga denganku. Yang ada dipikirankusaat ini adalah bagaimana kalau calon suaminya sebelumnya memiliki catatan masa lalu yang buruk? Bagaimana kalau ternyata dia bukan orang yang bertanggungjawab ? Bagaimana kalau ternyata dia memiliki kelainan psikis yang tidak terlihat ? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin terkesan berlebihan, tapi siapa yang tau sifat asli seseorang bila baru saling mengenal dalam waktu yang singkat.
Tapi, mungkin sahabatku ini tidak sepenakut aku, dia berani mengambil keputusan dengan cepat dan berani mengambil resiko.  Ada yang bilang hal ini karena jodoh yang sudah digariskan oleh Allah. Namun, untukku sendiri sepertinya aku tidak akan semudah itu mengambil keputusan untuk menikah. Aku perlu waktu untuk mengenal orang yang akan bersamamu menyusuri hari tuaku. Ini karena aku tidak mau salah memilih, dan membuatku harus berhenti di tengah jalan karena aku tidak mengenal siapa yang berjalan dsampingku saat mengarungi hidup. Walaupun dengan mengenal calon pendamping kita sebelum menikah belum menjamin kelanggengan pernikahan. Tapi setidaknya hal itu dapat membantuku memantapkan hati bahwa dia adalah orang yang cocok untukku.
          Tidak terbayangkan seandainya nanti setelah menikah aku merasa menyesal menikahi orang yang aku pilih, hanya karena aku kurang mengenalnya. Mengenal kebiasaan baik dan buruknya. Memahami kebiasaan baik seseorang pastinya akan lebih mudah dibandingkan menyesuaikan dengan kebiasaan buruknya. Karena setelah pernikahan berjalan kita baru mulai mengenal siapa pendamping kita sebenarnya. Berbeda dibanding saat kita belum terikat pernikahan. Sebelum menikah dia akan menunjukkan sisi baiknya saja dan berusaha meyakinkan kita dengan menunjukkan sifat baiknya dan menutupi sifat asli dirinya. Sehingga kita perlu wkatu untuk mencoba mengenali kebiasaan calon pasangan kita sebelum menikah. Tapi tidak ada juga yang bias menjamin sebentar atau lamanya waktu mengenal pasangan sebelum pernikahan akan menjamin keberhasilan pernikahan. Keberhasilan pernikahan akan tetap ditentukan oleh kemampuan masing-masing pasangan untuk saling menerima sifat baik maupun buruk pasangannya.
Apapun yang terjadi nanti,  aku tetap akan mendukung pernikahan sahabatku ini. Dan mendoakan semoga semua yang aku takutkan tidak terjadi. Dan dia sudah benar-benar mantap menikah dan yakin dengan calon siaminya ini. Sehingga apapun yang terjadi dalam pernikahannya nanti mereka bias saling menyesuaikan.  Sekali lagi Happy wedding sahabat, semoga segera mendapatkan malaikat kecil yang solekhah.. Amin, yra…


Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar